[ff/oneshot] Just For Your Smile

Title : Just For Your Smile
Author : Coolcat951007
Genre : Romance, Family
Part : 1/1 (1s)
Rated : NC-17
Cast :
- Kim Ryeowook
- Kim EunSun
- Kim Jongwoon (Yesung)



P.s : berhubung gak semua suka yaoi, bagian nc yaoi nya di cetak miring. jadi yang gak suka yaoi, bacanya bisa di skip aja tulisan yang dicetak miringnya.



“sebaiknya kita akhiri semuanya disini” ucap pria bermata sipit dengan menatap lekat pria dihadapannya yang kini tengah memandanginya dengan tatapan tak percaya.

“hyung~” gumam pria itu seraya menahan air mata yang sudah siap jatuh membasahi wajahnya.

“aku…. Aku tidak suka mendengar orang lain membicarakan tentang kita. Aku lelah. Aku ingin hidup seperti mereka, mencintai seorang gadis yang nantinya akan menjadi istriku dan membuat sebuah keluarga yang bahagia” balas pria bermata sipit itu dengan wajahnya yang terlihat sangat mengharapkan sesuatu dari pria yang kini sudah terisak dalam hening.

“kau sudah menemukan gadis yang kau cintai?” pria itu berusaha menyembunyikan tangisnya yang sudah benar-benar tak mampu lagi dibendung olehnya yang dibalas dengan pria di dekatnya dengan anggukan kecil yang membuat pria itu benar-benar tak mampu lagi menyembunyikan air mata yang akhirnya jatuh membasahi wajahnya.

“jangan menangis, kumohon jangan menangis dihadapanku. Jangan membuatku semakin ingin mendekapmu, kumohon” bisiknya yang hanya mampu memandangi pria yang menangis di hadapannya dengan miris.

EunSun Pov.

“nanti kau tak perlu menjemputku, oppa” pintaku sebelum meninggalkan seorang pria yang duduk diatas kendaraannya mengangguk mantap dengan senyum yang melebar di bibirnya yang sungguh membuatku merasa senang. Aku terus menatapnya hingga pria itu kembali menutup kaca helmnya dan pergi melesatkan sepeda motornya hingga benar-benar tak terlihat.

Ryeowook oppa, dia adalah satu-satunya harta yang tersisa. Tak ada lagi yang aku cinta di dunia ini melebihi dia. Setelah kecelakaan yang merengut nyawa kedua orang tuaku beberapa tahun yang lalu, hanya dia orang yang mampu menyayangi dan melindungiku hingga aku benar-benar merasa aman. Hanya dia yang mampu menghiburku di saat aku merasa sedih ketika merindukan umma dan appa yang akan selalu mengamati aku dan oppa dari surga.

“Eunsunnie, annyeong!” suara seorang pria yang menyapaku dari belakang mendadak menghentikan langkahku dan membuatku dengan segera membalikkan tubuhku untuk menatapnya dan membalas senyumnya yang selalu terlihat indah.

“annyeong oppa~” balasku sambil menundukkan sedikit kepalaku yang membuatnya dengan segera mengacak rambutku dan membuatku dengan segera menjauhkan kepalaku darinya dengan bibirku yang dengan sengaja kukerucutkan. Membuat pria itu tertawa ringan dan melihat gemas kearahku.

“nanti aku antar kau pulang,ya?” tawarnya yang kubalas dengan anggukan kecil dan wajah yang sedikit merona kemerahan. Kim Yesung, pria yang selalu dengan berhasil membuatku tersipu dan selalu membuatku menjadi salah tingkah karena beberapa tingkahnya yang terkadang terlalu memperhatikanku. Dia adalah pria terbaik setelah Ryeowook oppa di dunia ini. Satu-satunya kekasihku yang mampu membuatku tersenyum setiap harinya. Yang memberiku banyak semangat ketika terjatuh.

“oppa mu itu, nanti kau akan mengenalkanku padanya, kan?” Yesung oppa bertanya dengan secercah harapan yang dapat kulihat dengan jelas diwajahnya. Dan aku hanya menjawabnya dengan anggukan kecil dan senyum yang tak lupa selalu kutunjukkan padanya. Seketika, wajah pria itu menjadi sangat cerah. Sungguh senyumnya terlihat lebih menyenangkan dari sebelumnya yang membuatku dengan segera mengerti kebahagiaannya. Ya, setelah hampir satu tahun aku berpacaran dengan Yesung, aku memang belum pernah mengenalkannya pada Ryeowook oppa. Bahkan menceritakannya saja tidak pernah. Bukan karena aku berniat untuk menyembunyikan hubunganku dengan Yesung oppa, tapi entah aku selalu merasa sangat malu untuk menceritakan tentang ini pada Ryeowook oppa. Kuharap nantinya oppa tidak terkejut saat aku mengenalkan Yesung padanya.

Ryeowook pov.

“oppa, aku pulang” suara lembut itu, terdengar jelas ditelingaku diiringi dengan suara ketukan pintu yang membuatku segera menghentikan pekerjaanku dan segera bergegas menuju pintu. Dan betapa terkejutnya aku melihat Eunsun, satu-satunya yang paling aku cintai berdiri di ambang pintu dengan senyum lebarnya yang terlihat seperti biasa dengan seorang pria di sampingnya yang juga terbelalak menatapku. Tatapanku beradu dengan pria itu untuk beberapa saat hingga Eunsun menyentuh lembut jemariku dan membuatku segera mengalihkan pandanganku pada gadis bertubuh mungil yang selalu membuatku tegar saat melihat senyumnya.

“oppa, maaf aku tak pernah menceritakan tentang ini sebelumnya. Ini Yesung oppa, kekasihku” ucap Eunsun yang mengenalkan pria disampingnya yang kini mulai terlihat kebingungan dan memaksakan senyumnya padaku yang sungguh membuatku semakin terkejut.

“annyeonghaseyo, hyung~” ucap pria itu dengan senyumnya yang sangat dipaksakan. Sungguh, aku benar-benar tak mampu menatap pria itu lagi. Mataku terasa begitu berat dan ingin segera menumpahkan butiran-butiran air yang akan membasahi wajahku.

“ah, annyeong~ Eunsun a, kau mandilah dulu. Bersihkan badanmu, aku sudah siapkan air hangat untukmu. Aku ingin berbicara sebentar dengan kekasihmu” ucapku sambil menatap lekat adik perempuanku yang kini tengah tersenyum sangat lebar dan beranjak masuk kedalam dengan semangat setelah tersenyum seraya mengisyaratkan sesuatu pada seorang pria yang masih berdiri disampingnya.

“aku tak menyangka akan jadi begini, masuklah Kim Yesung” ucapku mempersilahkan pria itu masuk saat Eunsun sudah tak terlihat lagi. Aku tersenyum sinis padanya, dan dia hanya menundukkan wajahnya dan mengikuti langkahku yang menuntunnya ke ruang tamu.

Yesung Pov.

“jadi ini alasanmu?” tanya Ryeowook tanpa basa-basi saat baru beberapa detik aku mendudukkan tubuhku pada sebuah sofa berdekatan dengan pria itu. Pria yang sungguh tak pernah ingin untuk ku temui kembali.

“hm, aku sudah menemukan gadis itu. Dia adalah alasanku melakukan semuanya” balasku dengan senyum getir yang membuatnya menatapku dengan tatapan tajam yang sungguh terlihat mengerikan.

“kenapa harus Eunsun? Aku kan merelakan kau pergi dengan wanita manapun. Tapi tidak Eunsun” tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi.

“kau sangat mirip dengannya” balasku yang membuat matanya terlihat mulai memerah dan aku tahu pasti, pria ini sedang berjuang untuk menahan tetesan air yang akan segera membasahi wajahnya.

“lupakan semuanya, sungguh aku tidak berpikir seperti aku mengenalmu untuk saat ini. Aku hanya berpikir seperti kau adalah pria yang dipilih adikku untuk menjadi kekasihnya. Dan aku adalah kakak yang tidak akan membiarkannya terluka begitu saja. Aku tidak mau Eunsun terluka karena mencintai seorang pria sepertimu” ucap Ryeowook dengan suara yng sungguh sudah sangat ku kenal. Perlahan, aku mengarahkan pandanganku padanya yang sudah tak mampu lagi membendung air matanya yang kini sudah tumpah membasahi pipinya. Membuat hatiku sedikit tergores saat melihatnya yang tengah berusaha untuk menghapus air matanya dan menyembunyikan wajahnya dariku.

Aku hanya mampu menatapnya miris dan pria itu dengan segera mengangkat tubunya dan bergegas untuk meninggalkanku.

“oppa?” gumam EunSun memandangi Ryeowook dengan penuh tanya saat mereka saling berpapasan ketika Ryeowook bergegas menaiki anak tangga. Ryeowook menoleh sekilas kepadaku dan kembli menatap EunSun dengan senyum lembutnya yang terlihat sangat rapuh. Ryeowook menepuk bahu EunSun dan mengucapkan beberapa kalimat yang tak mampu kudengar dari tempatku yang mampu membuat EunSun semakin menatapnya dengan penuh tanya.

Author Pov.

“oppa, apa saja yang kau bicarakan dengan Ryeowook oppa kemarin?” tanya EunSun dengan perlahan pada pria yang duduk di hadapannya dengan wjahnya yang terlihat sangat kacau.

“tidak ada yang terlalu penting, hanya sedikit basa-basi” balas pria itu dengan senyum lemah yang terlihat sedikit dipaksakan membuat gadis di hadapannya menatapnya lekat dengan tatapan yang seolah ingin mencari sesuatu yang dengan sengaja disembunyikan darinya.

“oppa, apa yang kau sembunyikan dariku?” EunSun tetap bertanya dengan tatapannya yang penuh selidik yang hanya dibalas dengan senyuman kecil dari pria di hadapannya sebelum pria itu beranjak pergi meninggalkannya.

“Yesung oppa!” panggil EunSun yang membuat pria itu menahan langkahnya dan menoleh kembali pada gadis itu dan tersenyum sebelum melanjutkan kembali langkahnya yang membawanya semakin menjauh dari gadis yang hanya mampu menatap kepergiannya dengan penuh tanda tanya yang dapat terlihat jelas di wajahnya.

***

“oppa, apa yang kau sembunyikan dariku?” tanya EunSun seraya menyandarkan tubuhnya dengan manja pada seorang pria dengan badan yang jauh lebih besar darinya. Dengan terkejut pria itu mengalihkan tatapannya dari monitor televisi dan menatap gadis bertubuh mungil yang bersandar padanya dengan sangat manis.

“kemarin saat aku membawa Yesung oppa kemari, kau mengatakan padaku bahwa kau akan melakukan apapun untuk membuatku bahagia. Kau tidak akan membiarkanku jatuh pada pria seperti itu. Pria yang pada akhirnya hanya akan menyakitiku. Kau berkata seperti itu seolah sudah cukup mengenal Yesung oppa. Apa kau memang sudah pernah mengenalnya?” lanjut EunSun yang semakin membuat wajah pria di dekatnya menjadi terlihat bingung dan sedikit cemas. EunSun terus menatap pria itu dengan tatapan menyelidiknya yang tiba-tiba membuat pria disampingnya menghela napas sangat dalam dan berat.

“sebaiknya kau tidak usah mencari tahu tentang itu. Aku tidak yakin kau masih akan menerimaku sebagai kakak jika kau mengetahui semuanya”

“oppa~ tak peduli apapun yang terjadi aku akan tetap menyayangimu. Kau adalah satu-satunya orang yang paling aku cintai di dunia ini. Dan selamanya akan tetap begitu” balas EunSun menatap ragu pada pria yang kini justru tersenyum lembut padanya.

“ini berbeda, aku ingatkan padamu untuk berhenti mencari tahu tentang ini. Mengerti?” pria itu menatap EunSun lekat dengan senum lembutnya yang terlihat rapuh.

“tapi…”

“bukankah kau sudah berjanji padaku untuk menjadi adik yang baik dan akan menuruti semua perintah dari kakakmu?” dengan cepat pria itu memotong kalimat EunSun yang segera membuat gadis itu menatapnya seraya menahan sesuatu yang hampir saja keluar dari bibirnya.

EunSun Pov.

Benar-benar membosankan. Ryeowook oppa pulang terlambat malam ini, dan aku hanya sendirian di rumah menunggu kepulangannya. Baru saja, oppa menghubungiku untuk segera memesan makanan untuk makan malam dan segera pergi tidur. Tapi aku hanya mau makan bersama Ryeowook oppa. Jadi kini, aku hanya menjelajahi kamar Ryeowook oppa yang terlihat sangat rapi dan bersih. Aku meneliti setiap sudut ruangan kamar dan menemukan beberapa album foto yang membuatku tersenyum gemas melihat wajah Ryeowook oppa di setiap fotonya. Setelah puas melihat semua foto dalam album, aku kembali merapikan album-album itu. Menyusunnya ke dalam sebuah rak buku yang tersusun rapi. aku melirik ke arah jam yang menggantung di dinding yang sebentar lagi akan menunjukkan jam 9 malam. Setelah menghela napas cukup dalam aku berjalan mendekati meja kerja Ryeowook oppa dan membongkar-bongkar beberapa dokumen miliknya. Mataku tertuju pada sebuah buku tebal yang dipisahkan dari tumpukan-tumpukan dokumen miliknya. Aku tahu, itu adalah buku pribadi milik oppa, pria itu selalu melarangku untuk menyentuh buku itu. Merasa penasaran, perlahan aku meraih buku itu dan membukanya dengan ragu. Aku membaca setiap tulisannya dengan seksama dan tersenyum lemah ketika membaca beberapa kalimat yang menunjukkan rasa sayangnya padaku. namun air mataku sungguh tak mampu terbendung saat aku membaca tulisannya yang memberitahuku bahwa dia menjalin hubungan dengan seorang pria yang sudah sangat aku kenal. Dengan sangat berat aku membalik halaman berikutnya dan menemukan sebuah foto terselip disana. Ryeowook oppa terlihat sangat bahagia dalam foto itu bersama dengan seorang pria yang sangat kukenal. Yesung oppa, pria yang juga terlihat tak kalah bahagia dari Ryeowook oppa di dalam foto itu.

Tak peduli seberapa banyak orang yang menentang hubungan kami. Aku tak peduli. Aku akan menjadi seorang yang kuat menghadapi semuanya selama aku masih bersama dengannya. Aku mencintainya, begitu juga dia. Kami akan selalu seperti ini. Akan tetap saling mencintai tak peduli apapun yang tejadi. Yesung, dia adalah satu-satunya orang yang mampu mengembalikan senyumku. Hanya karena dia aku mampu tersenyum. Dia yang selalu mengisi setiap hari-hariku dengan candanya dan dengan tulus cinta yang dia berikan padaku.

“EunSun a?” suara Ryeowook oppa terdengar memanggil namaku tepat dibelakang. Membuatku segera menghentikan kegiatanku membaca buku pribadi miliknya dan segera aku menutup kembali buku itu, tak lupa kembali menyelipkan fotonya bersama Yesung oppa dan menoleh dengan ragu menatap Ryeowook oppa yang tengah membeku menatapku dengan tatapan tak percaya.

Ryeowook Pov.

EunSun segera menyelipkan selembar foto kembali dalam buku yang di bawanya dan segera menutup kembali buku itu dengan tergesa sebelum menoleh ragu menatapku yang masih tak mampu mempercayai apa yang kulihat. Bagaimana aku bisa percaya dengan semua ini? Bagaimana aku bisa percaya bahwa EunSun sudah membaca dan mengetahui semuanya. Tentang aku dan Yesung, tentang semua yang aku tahu pasti sudah sangat menyakiti hatinya. Aku hanya mampu menatap matanya yang memerah dan pipinya yang sudah terlihat basah. Seulas senyum lembut terukir menghiasi wajahnya sebelum akhirnya gadis itu menepuk bahuku lembut.

“maaf oppa, aku sungguh tidak tahu bahwa Yesung oppa sepenting itu bagimu. Maafkan aku” pinta EunSun dengan airmata yang mengalir perlahan membasahi wajahnya membuatku segera merengkuh tubuhya erat. Sangat erat aku memeluknya, dan tanpa kusadari, butiran-butiran lembut air mata mulai membanjiri wajahku.

“kau menyesal menjadi adikku?” tanyaku disela-sela tangisku yang membuat isak tangis EunSun semakin kencang dan membuatku semakin erat merengkuh tubuh mungilnya.

“oppa, maafkan aku” ucapnya sambil terus menangis membuatku sungguh semakin tidak mampu untuk menahan airmataku untuk mengalir semakin deras. Selama beberapa menit, aku memeluknya dengan airmata yang terus membanjiri wajahku. Kami bertahan seperti ini hingga kurasakan EunSun mencoba untuk melepaskan dirinya dari pelukanku. Gadis itu melebarkan senyum rapuhnya seraya menatapku dengan tatapan penuh arti yang membuatku mencoba memecah keheningan yang terjadi diantara kami dengan sangat ragu.

“kau membenciku?” tanyaku ragu yang dibalasnya dengan anggukan cepat.

“hm, aku benci oppa karena tidak memberitahu semuanya padaku sejak awal. Aku benci karena oppa menyembunyikan semuanya dariku. Aku sudah katakan padamu, aku akan tetap menyayangimu tak peduli apapun yang terjadi. Tapi kenapa kau tetap menyembunyikan semuanya dariku? Kau tidak mempercayaiku? Aku benci oppa!” ucapnya dengan sedikit membentak padaku. Ini benar-benar pertama kalinya dia membentakku seperti ini. Membuatku benar-benar merasa marah pada diriku sendiri.

“aku… apa aku terlihat menjijikkan untukmu?” aku kembali bertanya dan lagi, gadis itu kembali menganggukan kepalanya.

“hm, kau benar-benar menjijikkan! Kau membohongiku selama ini, itu sungguh menjijikkan” balasnya dengan nada yang sedikit lebih rendah seraya menatapku lekat yang membuatnya terlihat mengerikan.

“kau menyesal menjadi adikku?” kali ini, gadis mungil itu hanya terdiam menatapku sesaat sebelum dia memelukku dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“tidak, aku tidak akan pernah menyesal menjadi adikmu. Kau, tak peduli seperti apa dirimu aku akan tetap menyayangimu. Kau tetap menjadi satu-satunya orang yang paling aku sayangi” ucapnya membuat hatiku tergores lebih dalam. Bagaimana bisa aku mengecewakan seorang gadis yang sudah dengan sangat tulus menyayangiku. Bagaimana bisa aku menyakiti perasaan satu-satunya gadis yang paling aku sayangi di dunia ini.

“aku… aku sudah lama berpisah dengannya. Dia sudah memilihmu. Aku tidak akan mengganggu hubungan kalian” ucapku perlahan yang dibalas dengan gelengan kepala dari EunSun yang membuatku menatapnya bingung.

“aku tidak menyalahkanmu hanya karena kau mencintai Yesung oppa, menjadi seperti itu bukan sebuah kesalahan tapi sebuah pilihan. bagiku hidup ini adalah pilihan, terserah padamu ingin menjalaninya seperti apa. Tak ada seorangpun yang berhak mengatakan pilihanmu salah atau benar. Semua itu terserah padamu. Lakukan apa yang menurutmu benar, dan jalani hidupmu seperti apa yang kau pilih” balas EunSun yang membuatku sedikit tercengang mendengar setiap kalimat yang diucapkannya. Aku mencoba mencerna setiap kalimatnya dengan sangat hati-hati.

“kau tahu? Aku marah, aku kecewa, sungguh aku sangat kesal pada oppa. Bukan karena oppa menjalin hubungan dengan seorang pria. Tapi karena oppa tidak memberitahu semuanya padaku sejak awal. Aku kesal karena oppa membohongiku” lanjut gadis itu yang perlahan membuat kedua sisi bibirku terangkat membentuk sebuah senyuman kecil.

“maafkan aku, EunSun a~” bisikku lembut yang disambutnya dengan senyum lebar yang terlihat sangat rapuh sebelum akhirnya memelukku dengan sangat erat. Sungguh, aku beruntung mempunyai seorang adik sepertinya.

“berjanjilah kau akan tersenyum, dan jangan menangis lagi oppa. Maka aku akan memaafkanmu” kudengar sayup suara EunSun berbisik dekat telingaku yang segera kubalas dengan anggukan pasti.

Author Pov.

“mau apa kau?” tanya seorang pria yang baru saja keluar dari sebuah gedung perusahaan dengan setelan jas rapi yang membuatnya terlihat semakin tampan. Mendengar suara yang sudah sangat dikenal, dengan segera Yesung membalikkan tubuhnya dan menatap pria dengan setelan jas itu sekilas sebelum berjalan perlahan mendekatinya.

“jangan menatapku seperti orang yang tak kau kenal, kumohon. Kali ini aku datang bukan sebagai kekasih dari EunSun. Tapi aku datang sebagai seorang pria yang pernah mengisi hidupmu” balas Yesung menatap lekat pria dihadapannya yang kini juga tengah menatapnya dengan wajahnya yang terlihat sangat terkejut.

“hidup ini adalah pilihan, terserah padamu ingin menjalaninya seperti apa. Tak ada seorangpun yang berhak mengatakan pilihanmu salah atau benar. Semua itu terserah padamu. Lakukan apa yang menurutmu benar, dan jalani hidupmu seperti apa yang kau pilih” lanjut Yesung yang kali ini semakin membuat Ryeowook menatapnya dengan sangat terkejut dan dahinya yang sudah tertekuk. Seolah mengerti maksud dari tatapan Ryeowook, Yesung segera mengembangkan senyumnya dengan lembut.

“seorang gadis dengan senyum lembutnya, dia memberitahuku tentang semua itu dan berpesan padaku untuk menjaga kakak kesayangannya dengan baik” ucap Yesung yang membuat mata Ryeowook memerah dan dengan segera meneteskan butiran-butiran lembut air yang sudah membasahi wajahnya. Pria itu mencoba menutup bibirnya dengan kedua tangannya membuat wajahnya tertutup sebagian. Dengan air mata yang terus mengalir dengan derasnya, pria itu segera menatap Yesung yang menatapnya dengan cemas dan bingung.

“tinggalkan aku, aku ingin sendiri. Jangan mengejarku” ucap Ryeowook di sela-sela tangisnya tepat sebelum melangkahkan kakinya berjalan menjauhi Yesung yang hanya mampu mematung menatap kepergiannya.

EunSun pov.

pria itu berjalan mendekat ke arahku dengan senyum lemahnya dan raut kekecewaan dapat terlihat dengan jelas di wajahnya.

“oppa, bagaimana?” tanyaku saat pria itu mulai beranjak duduk di sampingku seraya menatap lurus padanya, pria yang sejujurnya masih sangat aku cintai. pria yang masih sangat ingin aku miliki, namun harus aku relakan demi seseorang yang paling berarti dalam hidup ini. yang harus kurelakan demi sebuah senyuman yang akan mngindahkan seluruh duniaku.

“aku gagal, dia bahkan melarangku untuk mengejarnya” balas nya dengan senyum lembut yang membuat hatiku sungguh terasa begitu sakit. bahkan aku tak mampu untuk melanjutkan napasku saat mengingat aku tak akan mungkin memilikinya lagi. aku menghela napas panjang dengan sangat berat dan tersenyum, mencoba untuk merelakan semuanya.

“ya! Kim Yesung! kenapa kau bisa menyerah semudah ini, huh?” gumamku tanpa menatapnya sedikitpun yang membuat pria itu justru semakin dalam menatapku dan terdiam.

“jangan pernah menyerah untuk menemuinya, yakinkan dia setiap waktu bahwa hanya dia satu-satunya yang berharga bagimu” lanjutku sambil menatapnya lembut, membuat pria itu terdiam sejenak dengan wajah berpikirnya sebelum akhirnya sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya yang lagi-lagi membuatku sesak. dengan segera aku mengalihkan pandanganku darinya yang masih terus menatapku dengan senyumnya yang semakin menyakitiku.

“terimakasih, EunSun a~” gumam pria itu lembut yang hanya ku balas dengan senyum simpul sebelum beranjak bangun dan meninggalkannya sebelum pertahananku runtuh, sebelum aku menangis di hadapannya.

Ryeowook pov.

Aku melirik sekilas ke arah jam di dekatku dan tersenyum saat beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu. Dengan senyum yang kuusahakan untuk terlihat seperti biasanya, aku beranjak membukakan pintu.

“Ryeowook a” gumam pria itu lembut yang benar-benar mengejutkanku. Sungguh aku tak menyangka bahwa dialah yang akan berdiri di depan pintu rumahku, bukan EunSun.

“kau!” aku sedikit mengumpat padanya dan bergegas menutup kembali pintu yang membuat pria itu dengan segera menahan tanganku dan menarikku, menenggelamkanku dalam pelukannya. Dengan sangat kuat pria itu merengkuh tubuhku membuat jantungku terasa berhenti. Aku merasakan aliran darahku menjadi sangat hangat dan mengaliri seluruh bagian tubuhku dengan cepat.

Perlahan, pria itu muli mengendurkan pelukannya dan meremas kedu bahuku seraya menatap lekat padaku yang membuatku sedikit meringis kesakitan.

“Ryeowook a, kumohon tatap mataku” perintahnya yang perlahan membuatku mengangkat kembali kepalaku dan memberanikan diriku untuk menatap matanya. Matanya, masih sama seperti dulu. Masih lembut dan mampu membuatku tak bisa mengontrol diriku dengan baik. Aku hanya bisa terdiam, menatap raut wajahnya yang terlihat sangat jelas dan terasa semakin mendekati wajahku hingga akhirnya kurasakan bibir lembutnya yang masih terasa sama seperti dulu menyapu bibirku dengan sangat lembut. Membuatku perlahan memejamkan mataku dan mulai menikmatinya. Rasa hangat mengalir di sekujur tubuhku dengan cepat. Kurasakan tangannya mulai melingkar di tubuhku dan mengelus lembut punggungku yang membuatku perlahan melingkarkan tanganku di tengkuknya dan menariknya lebih dalam di pelukanku.

EunSun pov.

Aku menghentikan langkahku yang terasa sangat berat dengan mata terbelalak lebar dan hati yang sungguh terasa sesak saat aku mulai bisa melihat sebuah rumah yang kutuju dengan sangat jelas. Dan dengan jelas juga dapat kulihat dua orang yang sangat aku cintai berdiri di ambang pintu melakukan hal yang sungguh tak pernah ku bayangkan bahwa aku akan melihat ini langsung di depan mataku. Membuatku sungguh tak mampu lagi membendung air mata yang terus membebani kedua mataku. Pertahananku sudah runtuh, air mata mengalir membasahi wajahku. Aku mengatup bibirku dan menutupnya erat dengan kedua tanganku. Kurasakan seluruh tubuhku melemas. Bahkan kakiku, tak mampu lagi menopang tubuhku yang membuatku perlahan demi perlahan mulai berjongkok. Sungguh aku tak mampu lagi jika harus menatap lebih lama pemandangan di hadapanku, dengan segera aku menyembunyikan wajahku di antara kedua kakiku yang kupeluk dengan sangat erat. Aku menangis dengan sejadi-jadinya berharap semua ini akan berlalu dengan cepat.

“oppa~ kenapa kau sangat jahat padaku? kenapa kau melakukan ini padaku? aku ingin membencimu, oppa! Sungguh aku ingin bisa membencimu!” makiku disela-sela tangisku dengan masih menenggelamkan wajahku.

“tersenyumlah, hanya jika kau tersenyum dengan bahagia, aku akan memaafkanmu dan aku tidak akan pernah bisa membencimu. Sungguh aku tak apa jika harus begini asal kau akan tetap tersenyum” lanjutku seraya memaksakan untuk mengangkat kepalaku dan menatap pintu rumah yang kini sudah tertutup rapat. Aku mengembangkan senyumku perlahan dengan sangat perlahan dengan air mata yang masih tetap mengalir membasahi kedua pipiku.

Author pov.

Yesung melepaskan kecupannya dan tersenyum manis menatap pria yang juga membalas senyumnya. Perlahan Yesung mendorong pria itu untuk masuk ke dalam rumah dan segera menutup kembali pintu dengan rapat.

“maaf, dulunya kukira ini akan mudah untuk melupakanmu, tapi ternyata aku tak bisa” ucap Yesung lembut yang disambut dengan anggukan ragu dari Ryeowook yang masih terus menatapnya lekat.

“katakan kau masih mencintaiku, Ryeowook a~”

“hyung, saranghae” gumam Ryeowook setelah tersenyum lembut membuat Yesung sekali lagi mendekatkan wajahnya pada wajah Ryeowook. Mengulum bibir lembut itu dengan sangat perlahan dan hangat. Tanpa membuang waktu, Ryeowook dengan segera mengalungkan tangannya pada leher Yesung yang semakin mendorong tubuh Ryeowook hingga tertidur di atas sofa seraya tetap menyapu bibir Ryeowook dan dengan gigitan kecil pada bibir bawah Ryeowook yang membuat pria itu mengerang pelan. Ciuman hangat selama beberpa menit itu dengan sukses membuat Ryeowook sedikit kewalaha, pria itu membuka sedikit mulutnya untuk menghirup oksigen yang membuat Yesung segera memasukkan lidahnya kedalam rongga bibir Ryeowook. Lidah mereka bertautan dan tangan Yesung mulai menjelajahi bagin tubuh Ryeowook. Pelahan melucuti pakaian Ryeowook satu per satu dan membuangnya ke lantai.

Yesung mulai meraih nipple Ryeowook dan meremas-remasnya gemas seraya menurunkan kecupannya pada leher Ryeowook dan membuat beberapa kissmark disana. Gigitan dan remasan Yesung membuat Ryeowook meringis perlahan sambil mendesah pelan . Yesung menurunkan sedikit demi sedikit kecupannya hingga bagian nipple Ryeowook. Dengan segera bibir Yesung melahap batang kejantanan milik Ryeowook dan mengulumnya dengan sangat lembut membuat Ryeowook medesah dengan lebih dalam. Yesung terus memilin junior Ryeowook sambil sesekali memberikan gigitan kecil yang membut Ryeowook mengerang nikmat.

Tak mau kalah, Ryeowook mengangkat tubuhnya perlahan dan mulai mencoba untuk meraih junior Yesung. Seolah mengerti maksud Ryeowook, Yesung segera menghentikan kegiatannya dan menidurkan tubuhnya di dekat Ryeowook yang membuat pria itu dengan segera meremas nipple Yesung dan mengulumnya membuat Yesung segera mengalungkan kedua kakinya pada leher Ryeowook dan menjepit kepala Ryeowook disana mengisyaratkan pada Ryeowook bahwa dia ingin merasakan lebih dalam. Ryeowook menuruti Yesung dan mengulum lebih dalam nipple Yesung membuat pria itu mendesah penuh kenikmatan.

Setelah puas menjilati junior Yesung, Ryeowook segera menidurkan tubuhnya dalam posisi tengkurap dan memberi isyarat pada Yesung yang membuat pria itu mengerling jahil dan tanpa menghabiskan banyak waktu, Yesung segara menindih Ryeowook dan memasukkan perlahan Juniornya ke dalam lubang bokong Ryeowook.

“aarrghh~” Ryeowook menjerit seraya menahan sakit yang disertai kenikmatan. Membuat Yesung justru semakin dalam memasukkan batang kejantanannya pada lubang milik Ryeowook membuat pria itu mendesah nikmat seraya menahan perih yang terasa di bagian bokongnya. Yesung terus menggesekkn batang kejantananny membuat Ryeowook tak mampu lagi membedakan antara kenikmatan dan perih yang menyenangkan yang dirasakan bersamaan pada lubang bokongnya.

“hosshh…………….hoshh…………” Yesung mendesah nikmat dengan perlahan sambil terus menggesekkan juniornya dengan matanya yang terpejam dan menikmati suara rintihan dan desahan dari Ryeowook.

“aakkkhh……………..” Ryeowook menjerit puas bersamaan dengan desahan dalam Yesung saat Ryeowook merasakan cairan kental mulai mengaliri lubang bokongnya. Tubuh Yesung melemas dan tertidur di dekat Ryeowook, Ryeowook yang melihatnya lemas, dengan segera membalikkan tubuh Yesung yang hanya menuruti Ryeowook yang kini mulai memasukkan batang juniornya kedalam lubang milik Yesung yang membuat pria itu mendesah kesakitan.

Ryeowook tak mempedulikan desahan Yesung pria itu terus menggesekkan juniornya hingga bulir-bulir keringat terlihat membanjiri tubuhnya.

“aargghh~” lagi, Ryeowook mendesah dengan sangat puas setelah menuangkan cairan kental pada lubang milik Yesung sesaat sebelum merobohkan tubuhnya disebelah Yesung yang sudah membalikkan posisi tubuhnya dan tersenyum lembut menatap Ryeowook yang juga tersenyum lembut padanya.


Ryeowook pov.

Aku membalas senyumannya dengan lembut. Sekilas, wajah EunSun melayang di kepalaku membuatku sangat merasa bersalah. Aku menutup mataku dan berusaha menepis bayangan wajah EunSun. Aku memilih untuk memandangi wajah Yesung yang tertidur dengan wajahnya yang terlihat sangat tenang di dekatku. Sebuah senyum simpul mengembang begitu saja dari bibirku disertai dengan butir-butir air mata yang perlahan mulai jatuh perlahan membasahi pipiku saat wajah EunSun kembali melayang dalam pikiranku.

“maafkan aku EunSun a, maaf” gumamku perlahan seraya berusaha untuk menghapus airmata yang terus mengalir keluar.

“ini adalah pilihanku, dan aku berjanji akan bahagia dan tersenyum untukmu, EunSun a~” lanjutku dengan suara lirih seraya melebarkan senyumku dan mencoba semampuku untuk menahan air mata yang terasa cukup membebani kedua mataku.


The End**