[ff/oneshot] 내 추운 소녀 / My Cold Girl

Title : 내 추운 소녀 / My Cold Girl
Author : coolcat951007
Genre : Romance
Part : 1/1
Language : Indonesian
Cast : - Shin DongHo - U-Kiss
- Choi EunSun - Me
- Kim Kibum - SHINee
- Choi SulLi - f(x)
- Jeon JiHwan - Dae Guk Nam Ah
- Other.

Teaser :




"Jagi, annyeong!" sapaku menghampiri seorang gadis yang baru saja berjalan memasuki gerbang sekolah dengan tatapan tajam yang membuatnya terlihat menarik. aku mensejajari langkahnya dan mulai berceloteh di sampingnya meski tak ada sedikitpun respon darinya. bahkan menoleh padaku sedikitpun tidak, tapi aku tetap melanjutkan celotehanku dengan semangat karena aku dapat melihat seulas senyum simpul yang bahkan hampir tak terlihat mengembang di bibirnya. membuat wajahnya terlihat lebih bersinar.
"aku tak ada acara hari ini" ucap gadis disampingku tiba-tiba memotong celotehan panjangku dan membuat otakku berpikir sejenak. aku segera menghentikan langkahku dan dengan tidak mengerti aku menatapnya yang terus berjalan dengn santainya mendahuluiku.
"lalu kenapa kalau tidak ada acara?" tanyaku yang membuat gadis itu segera menghentikan langkahnya dan segera menatapku dengan kesal tepat sebelum dia kembali melanjutkan langkahnya dengan santai memasuki gedung sekolah kami dan meninggalkan aku yang masih bingung memikirkan maksud dari gadis itu.
"lalu kenapa jika dia tidak ada acara?" aku mulai bertanya pada diriku sendiri sebelum akhirnya mengerti bahwa gadis itu memintaku untuk mengajaknya keluar hari ini.
"aish~ EunSun a, tunggu aku!" aku berlari sambil tersenyum lebar mengejar gadis yang sudah berjalan sangat jauh di depanku.

***

Choi EunSun, dia kekasihku. seorang gadis yang sangat berbeda dengan yang lain. dia sangat dingin, bahkan pada kekasihnya sendiri. tapi justru itu yang membuatnya terlihat menarik. aku benar-benar menyukainya, dan apapun yang dia lakukan. aku suka melihat caranya memarahiku dengan tatapan tajamnya saat aku melakukan kesalahan, aku juga suka saat dia mengatakan "bodoh!" padaku dengan wajah kesalnya. walaupun dia terlihat tidak peduli padaku. tapi aku sudah sangat senang saat dia menunjukkan senyum simpulnya yang nyaris tak terlihat saat aku sedang menceritakan sesuatu yang lucu padanya. dan meskipun dia selalu bersikap dingin padaku, aku mengerti bahwa dia juga sangat menyayangiku.
"kenapa memandangiku?" tanya EunSun yang tengah terduduk manis di hadapanku tanpa menoleh padaku sedikitpun. gadis itu terlalu sibuk dengan beberapa buku yang terbuka lebar di hadapannya.
"kenapa kau sibuk sekali?" aku balas bertanya dengan wajah manjaku yang membuatnya menghela napas cukup dalam yang membuatku mengerti bahwa dia sedang tidak ingin diganggu. aku kembali diam dan hanya memperhatikannya yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya yang terliht sangat membosankan. hingga seorang pria yang sangat menyebalkan dan mengerikan datang dan langsung mengambil duduk tepat di samping EunSun yang membuatku segera menatapnya tajam dengan mata yang membesar dan hanya dibalasnya dengan senyum iblis mengerikannya.
Kim Kibum, dia adalah teman sekelas EunSun yang selalu muncul saat aku sedang bersama EunSun. pria itu seperti sangat senang mengganggu setiap momen berhargaku dengan EunSun. dan yang lebih menyebalkan lagi, banyak murid lain yang mengatakan bahwa memang kibum terlihat lebih pantas dengan EunSun krena mereka mempunyai banyak kesamaan. tapi biar bagaimanapun, tetap saja keksih EunSun hanya aku, Shin DongHo yang akan mencintainya sampai kapanpun.
"EunSunnie~ kau mengerjakan tugas dari Mr. Lee?" Kibum mulai membuka pertanyaannya yang hanya di balas dengan anggukan pelan dari EunSun. dengan segera Kibum mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya dan membukanya tepat disamping buku-buku EunSun. membuat EunSun segera menoleh padanya dengan tatapan bertanya.
"aku juga belum mengerjakan tugasnya. kita kerjakan bersama,ya?" ucap Kibum dengan senyum lebar yang dibuat semanis mungkin yang segera dibalas dengan sebuah senyum manis dari EunSun. menyebalkan sekali, EunSun bahkan tak pernah tersenyum semanis itu padaku.


aku menyeret langkah gontaiku dengan sangat malas memasuki kelas yang tak pernah terlihat tenang. murid lain mengatakan bahwa ini tak berbeda dengan kelas sampah yang tak berguna. bahkan kelas kami berada di tempat yang cukup jauh dari kelas-kelas yang lain. dengan keadaan kelas yang juga sangat terasa perbedaannya dengan kelas lain. tapi aku senang berada disini, setidaknya aku bisa melihat orang-orang yang ramah dan menyenangkan disini. tidak seperti orang-orang di kelas EunSun yang terlihat sangat membosankan.
"kenapa wajahmu?" tanya JiHwan yang segera menghampiriku dengan kerlingan nakalnya.
"Kim Kibum itu benr-benar menyebalkan!" balasku yang membuat tawa jiHwan memecah suasana. membuat seisi kelas langsung menatap kami dengan tatapan penuh tanya.
"dia mendekati EunSun lagi?" tebak JiHwan sambil terus tertawa yang hanya kubalas dengan anggukan kecil. JiHwan terus tertawa geli membuatku mendaratkan sebuh jitakan kecil dikepalanya yang membuatnya mengerang pelan.
"hey, biarkan saja EunSun dengan Kibum. dua manusia itu memang terlihat serasi. Kim Kibum, dia pria jenius yang tampan. dia hanya seperti EunSun dalam versi pria. bukan begitu?" ucap JiHwan yang membuatku segera menatapnya dengan tatapan tajam dan mata membesar yang membuatnya terlihat menahan tawanya.
"ah! kau ini temanku atau bukan? kenapa justru berpihak pada Kibum?" makiku yang membuat JiHwan segera memamerkan sederet giginya dengan wajah tak berdosa.
"oh~ my Dongie, apa kabar?" seorang gadis dengan wajah lugunya datang menghampiriku dan segera melingkarkan tangannya ke pinggangku membuatku merasa sedikit geli.
Choi Sul Li, teman sekelasku yang selalu mengganggu ketennganku setiap harinya. bahkan meski dia tahu aku sudah berpacaran dengan EunSun, dia tetap saja muncul mengganggu hidupku setiap harinya.
"hey, apa-apaan kau, hah?!" bentakku sambil melepaskan diri darinya yang segera memasang wajah manjanya yang terlihat menjengkelkan.
"ahh~ kenapa kau selalu kejam padaku?" rengeknya yang semakin membuatku risih dan segera meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.


"EunSunnie, kau mau kemana lagi?" tanyaku sambil tersenyum riang saat berjalan meninggalkan games zone pada gadis yang berjalan di sampingku dengan sebuah teddy bear yang tidak terlalu besar di tangannya yang baru saja aku dapatkan untuknya.
"aku lapar" balasnya dengan nada datar seperti biasanya. tatapannya juga masih tetap dingin.aku tersenyum sejenak menatapnya dan kemudian membimbing langkahnya dalam perjalanan pulang menuju sebuah restoran siap saji yang terletak tidak terlalu jauh dari rumah EunSun.
EunSun mengaduk bibimbapnya dengan perlahan dan aku hanya menatapnya lembut sambil mengikuti setiap gerakanny. bahkan saat dia memasukkan sendok pertamanya ke dalam mulut, aku juga mengikuti caranya.
"ah~ ini terlalu asin" gumamku setelh mencicipi sendok pertama bibimbapku yang membuat EunSun berhenti mengunyah dan segera menatapku dengan bingung.
"punyaku tidak asin" balas EunSun yang terus melanjutkan makannya tanpa mempedulikanku. dengan segera aku mengambil satu sendok bibimbap dari mangkuk EunSun dan mencicipinya.
"ah, benar~ kenapa hanya punyaku saja yang asin" gumamku sambil menatap EunSun yang entah mengapa langsung menatapku dengan kesal.
BRAKK
gadis itu meletakkan sendoknya dengan kasar tepat di samping mangkuk bibimbapnya membuatku menatapnya bingung.
"kau kenapa?" tanyaku ragu yang membuatnya terlihat semakin kesal padaku.
"aku kenyang" balasnya singkat yang segera mengalihkan tatapannya dariku. terlihat dengan jelas bahwa dia sedang menyimpan kemarahan yang entah karena apa.
"tapi kau baru makan beberapa sendok" ucapku berusaha selembut mungkin. sungguh, saat ini rasanya jantungku sudah tidak berdetk lagi. saat sedang marah, EunSun jadi terlalu indah untuk kupandangi seperti ini.
"kau memasukkan sendok yang sudah kau gunakan sebelumnya ke dalam makananku, jadi aku tidak mau makan" sahut EunSun yang membuatku merasa semakin bingung.
"kenapa? berbagi makanan dengan orang yang dekat denganmu itu hal yang menyenangkan" balasku dengan wajah tak berdosa masih tetap menatap gadis yang memasang wajah kesalnya di hadapanku.
"aku tidak suka berbgi makanan ataupun minuman dengan siapapun! itu kotor" balas EunSun dengan nada yang terdengar mulai sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
"lalu bagaimana jika kita menikah nanti? aku ingin berbagi makanan bersama istri dan anakku nanti" godaku dengan sebuah senyum yang kulebarkan semanis mungkin menghiasi wajah manjaku yang menatap lurus pada gadis di hadapanku dengan kerlingn nakal.
"kalau begitu jangan menikah denganku!" balas EunSun ketus yang segera bangun dari duduknya dan meninggalkanku bersama boneka teddy bear yang tadi ku dapatkan untuknya.


"jagi, annyeong!" seperti biasa, aku menunggunya di depan pintu gerbang dan menyapanya dengan senyum lebar saat dia mulai memasuki gerbang sekolah. aku mensejajari langkahnya, namun dia terlihat seolah berusaha untuk mengalihkan pandangannya dariku.
"hey, ini sudah 2 hari dan kau masih marah padaku?" aku menyadari bahwa dia masih kesal padaku karena kejadian 2 hari yang lalu saat aku mencicipi makanan dalam mangkuknya.
"baiklah, baiklah~ jika sudah menikah nanti, aku hanya akan berbagi makanan dengan anakku saja, tidak dengan istriku, jadi kau harus tetap menikah denganku,ya?" lanjutku sambil memamerkan wajah manjaku yang membuatnya terlihat berusaha keras untuk menyembunyikan senyumnya.
"ayolah~ aku juga akan mengajari anak kita untuk tidak mengganggu makananmu nanti" aku melanjutkan celotehanku yang akhirnya membuat sebuah senyum simpul mengembang di bibirnya.
"kau sudah tidak marah lagi?" aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya dan memperhatikan raut wajah gadis itu dengan sangat jelas.
"bodoh!" gadis itu segera menarik wajahnya dengan wajah yang sedikit memerah dan senyum kecilnya yang terlihat manis.
"ini~ kau meninggalkannya saat di restoran" ucapku menyodorkan sebuah boneka teddy bear yang segera di raihnya tanpa ragu.
"EunSunnie~" pria itu muncul dengan wajah manisnya dan senyum lebar yang ditujukan pada EunSun yang segera membalasnya dengan sangat manis.
"Mr. Lee akan mengadakan pesta pernikahannya minggu depan, mau menghadiri acaranya denganku?" tawar Kibum dengan semangat sambil sesekali melirikku dengan tatapan mengejeknya yang semakin membuatku kesal padanya.
"EunSun akan menghadiri pestanya denganku" sergahku sebelum sempat EunSun membalas tawaran Kibum yang tak dihiraukan sedikitpun oleh pria menyebalkn itu.
"bagaimana? kau mau menghadirinya denganku,kan?" Kibum kembali bertanya pada EunSun tanpa mempedulikanku yang berada di samping gadis itu.
"maaf Kibuma, tapi aku sudah lebih dulu berjanji pda DongHo" balas EunSun yang membuatku segera melebarkan senyum kemenanganku seraya menatap Kibum dengan tatapan mengusir.
"ah sayang sekali~ ya sudah, nikmati hari kalian" pamit Kibum pada akhirnya yang berjalan tanpa penyesalan meninggalkan kami.
"hey, bagaimana kau katakan padanya kalau sudah berjanji denganku? aku bahkan belum sempat menawarimu untuk pergi bersamaku" tanyaku dengan senyum lebar penuh kemenangan.
"kalau kau keberatan aku bisa pergi dengan Kibum" balasnya ketus yang segera berjalan mendahuluiku yang masih menatapnya tak percaya.
"hey, aku tidak keberatan, tentu saja tidak!" balasku sambil berlari mengejarnya yang membuat gadis itu terlihat segera menyembunyikan tawanya saat aku mulai mensejajari langkahnya.


"ah~ hari yang melelahkan" aku menyandarkan badanku di sebuah kursi dan segera beranjank bangun saat melihat bayangan EunSun mulai berjalan mendekat ke arahku.
"apa yang kau lakukan?" tanya EunSun ketus dengan tatapan tajamnya dan segera menduduki kursi kosong di sampingku.
"aku haus sekali" ucapku sambil menyambar sebuah minuman kaleng dari tangan EunSun dan setelah meminum beberapa teguk, aku segera mengembalikan minuman kaleng itu pada EunSun.
"bukankah sudah ku katakan bahw aku tidak suka berbagi makanan ataupun minuman dengan siapapun?" ucap EunSun dengn suara yang terdengar sedikit menakutkan.
"ah maaf, aku lupa~ aku benar-benar sangat haus" balasku yang segera menatap EunSun dengan wajah penuh penyesalan.
"kau bisa membeli minumanmu sendiri, atau memintaku untuk membelikan minuman untukmu" protes EunSun sambil membuag minumnnya dengan kasar.
"aku akan membelikan yang baru untukmu, jangan marah ya~" rayuku dengan wajah memelas yang mendapat tatapan mengerikan dari EunSun yang terlihat keren.
"bodoh!" maki gadis itu dengan nada yang aku sukai, walaupun terdengar cukup kasar tapi aku selalu menyukai saat dia memakiku dengan sebutan 'bodoh' -nya. selama beberapa detik, terjadi keheningan diatara kami. aku hanya memandangnya dan gadis itu memalingkan wajahnya dariku.


"Hey, Shin DongHo!" seorang pria dengan suara sombongnya yang menyebalkan menghentikan langkahku dan membuatku segera menatapnya dengan kesal. pria itu berjalan mendektiku dengan sebuah senyum mengerikan yang di tunjukkannya padaku.
"ya! jangan menatapku seperti itu, aku tidak akan memangsamu" ucapnya dengan tawa kecilnya sambil mengacak rambutku dengan lembut namun segera kutepis dengan kesal yang membuatnya menatapku dengan terkejut sebelum kembali melebarkan senyum iblisnya.
"aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku menyukai EunSun. dan aku akan melakukan apapun untuk merebutnya darimu. mengerti?" ucapnya yang benar-benar membuatku terkejut. seketika aku tak bisa menggerakkan tubuhku. bibirku juga tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. tiba-tiba aku merasakan hangat di sekujur tubuhku, dan mataku terasa sudah membendung butiran-butiran air.
"oh~ jangan menatapku seperti itu, kau benar-benar membuatku merasa sudah merebut permen dari seorang bayi" lanjut Kibum dengan wajah prihatin yang lebih terlihat seperti ingin menjatuhkanku.
"EunSun tak akan berpaling padamu" gumamku yang membuatnya tersenyum lebar dan tertawa dengan sangat mengerikannya.
"kita lihat saja, aku pergi dulu ya, jaga dirimu" balasnya dengan ramah sambil tersenyum manis dan mengelus kepalaku lembut sebelum akhirnya pergi meninggalkanku yang sudah tak sanggup lagi membendung air yang akhirnya jatuh membasahi wajahku.


"kau terlihat sangat dekat dengan Kibum, kau bahkan selalu tersenyum dengan manisnya saat bertemu dengannya" ucapku yang membuat gadis dihadapanku segera menatapku dengan penuh tanya.
"aku takut kalau dia akan merebutmu dariku" lanjutku sambil menatapnya dengan penuh arti berharap dia akan mengatakan beberapa kalimat manis untuk meyakinkanku jika hal itu tak mungkin terjadi. aku menunggunya untuk mengatakan sesuatu, tapi tidak ada. dia hanya terdiam menatapku dengan tatapan tajamnya yang entah mengapa saat ini membuatku benar-benar ingin menyimpan tatapan itu hanya untukku seorang.
"aku sering meragukan perasaanmu padaku saat melihatmu sangat dekat dengan Kibum" lanjutku memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa detik yang lalu.
"bodoh!" gumamnya perlahan yang membuat sebuah senyuman terukir dengan jelas di bibirku
"katakan kau mencintaiku" pintaku yang membuatnya segera menatapku dengan sangat terkejut.
"hanya jika aku mengatakan itu, apa kau akan yakin padaku?" tanya EunSun dengan tatapan tak percaya yang hanya ku balas dengan anggukan pelan yang membuatnya menggumam tak jelas.
"aku tak mau mengatakannya" tegas EunSun yang membuat jantungku benar-benar berhenti berdetak.
"aku saja yang bertanya, apa kau mencintaiku?" tanyaku berharap sebuah anggukan kecil atau seulas senyum tipis yang nyaris tak terlihat dari EunSun sebagai jawaban.
"aku tidak mau menjawab pertanyaan bodoh seperti itu" balasnya dengan tatapan tajam yang terlihat mengerikan. ini pertama kalinya aku merasa takut saat melihat tatapan tajamnya.
"jika kau tidak menjawabnya, berarti kau tidak mencintaiku. dan aku tidak akan memaksamu untuk menjdi kekasihku lagi jika kau memang tidak mencintaiku" ucapku dengan penuh penyesalan yang berarti.
"kau benar-benar bodoh!" ucapnya dengan tatapan yang sangat merendahkan yang membuatku benar-benar terkejut. seberpapun dia kesal padaku, ini pertama kalinya dia menatapku dengan sangat merendahkan seperti ini. gadis itu menghela napas cukup panjang dan akhirnya beranjak untuk pergi meninggalkanku. aku segera menahan tangannya sebelum dia benar-benar meninggalkanku. jantungku terasa bergetar sangat kencang, ini pertama kalinya aku berani untuk menyentuh tangannya.
"aku tunggu jawabannya hingga nanti malam, jika kau tetap tak menjawab aku akan merelakanmu pergi" ucapku yang perlahan mulai melepaskan tangan EunSun yang kemudian segera mempercepat langkahnya untuk meninggalkanku.


Sudah 2hari berlalu, dan aku tak pernah lagi menghampiri EunSun. aku hanya sering memperhatikannya dari jauh. dia terlihat sangat baik meski tanpa aku. tapi aku benar-benar terlihat buruk tanpanya. JiHwan bahkan mengatakan bahwa aku sudah seperti orang yang akan meninggal tidak lama lagi. EunSun benar-benar tak mau menjawab pertanyaanku, dan itu artinya dia memang tidak menyukaiku. aku benar-benar tidak sanggup untuk mengingat hal ini.
aku menghempaskan badanku di sebuah kursi panjang di halaman belakang sekolah dengan sebuah minuman kaleng ditanganku. aku memejamkan mataku serapat-rapatnya, berharap saat aku membukanya tak akan ada lagi gadis bernma EunSun dalam pikiranku.
"apa yang kau lakukan?" dapat kudengar dengan jelas suara dingin dari EunSun yang benar-benar terasa nyata. aku membuka mataku perlahan dan benar-benar terkejut melihat seorang gadis yang sedang kupikirkan ternyata muncul tepat dihadapanku. EunSun, gadis itu memamerkan senyum tipisnya padaku dan dengan segera mengambil kaleng minuman ditanganku.
"aku haus sekali" ucapnya seraya mengambil duduk tepat disampingku yang membuatku menatapnya dengan penuh tanya. dengan ragu, gadis itu terlihat mencoba dengan sangat keras untuk meminum minuman kaleng yang sudah kuminum sebelumnya.
"aku akan membelikan yang baru untukmu" ucapku sambil merebut kembali minumanku dari tangannya. aku benar-benar merasa tidak tega melihat wajahnya yang terlihat sangat memaksakan diri untuk meminum minumanku.
"tidak, aku ingin ini" balasnya yang kembali merebut minumanku dan segera meneguknya dengan mata yang ditutupnya dengan sangat rapat. membuatku benar-benar tak percaya.
"sepertinya ini lebih baik" ucapnya dengan senyum lembut dan tatapan tak percaya nya yang benar-benar membuatku tak mampu mengucapkan apapun. tatapan tajam dan senyum sinisnya tak lagi terlihat. ini pertama kalinya dia terlihat seperti seorang gadis manis di hadapanku. membuatku mulai berharap bahwa dia akan kembali dan mengatakan bahwa dia mencintaiku.
"Kibum menyuruhku kemari" ucapnya yang tiba-tiba menghancurkan semua harapanku dan kugantikn dengan senyum kecut yang membuatnya menepuk punggugku dengan lembut.
"dia mengatakan padaku bahw kau benar-benar menyukaiku, jadi aku harus menemuimu. Kibum, dia hanya menggodamu. kau tau? dia tidak benar-benar mencintaiku. dia hanya ingin melihat wajahmu yang seperti anak kecil" jelas EunSun dengan lembut dan tertaw ringan.
"anak kecil? dia menganggapku seperti anak kecil?" protesku yang disahut dengan tawa yang cukup lebar oleh EunSun. dia terlihat semakin manis dengan senyum cerahnya. namun entah mengapa aku merasa seperti aku lebih merindukan saat dia menatapku tajam.
"aku mencintaimu, seperti yang kau lakukan padaku. maaf aku baru menjawab sekarang" ucapnya sambil menatap lurus dengn tatapan lembutnya padaku membuat sebuah senyum lebar mengembang di bibirku.
"hey, bisakah kau bersikap dingin padaku? sepertinya aku lebih suka saat kau tidak menganggap kehadiranku" pintaku yang membuatnya menatapku dengan penuh tanya.

***

aku menghadiri pesta pernikahan Mr. Lee bersama EunSun dan Kibum yang membawa kekasihnya. ternyata selama ini Kibum sudah mempunyai seorang kekasih dari sekolah lain. bodoh sekali aku harus cemburu padanya.
segerombol gadis terlihat mengerumuni mempelai wanita yang sudah bersiap untuk melempar buket bunganya.
"jagi, ayo kita kesana~" aku berusaha menarik perhatian EunSun dan membawanya menuju ke kerumunan gadis yang bersiap untuk memperebutkan buket bung pengantin wanitanya. tapi tak ada balasan dari EunSun, dia hanya menatap kearah kerumunan untuk beberpa detik dan kembali dalam kesibukannya. terpaksa, aku mendatangi kerumunan sendirian. dan aku adalah satu-satunya pria yang ikut memperebutkan buket bunga disini.
mempelai wanita itu segera melemparkan buket bungnya dengan gembira, dan karena aku yang paling tinggi di antara kerumunan para gadis disini, dengan mudah aku menangkap buket bunga yang baru saja di lempar. semua gadis yang ada disini segera menatapku dengan sangat kesal dan aku hanya memamerkan sederet gigiku dengan wajah tanpa dosa dan segera berjalan kembali menuju EunSun.
"jagi, aku dapat buket bunganya!" ucapku dengan semangat sambil menunjukkan buket bunga yang kudapatkan pada EunSun.
"bodoh" makinya yang membuat sebuah senyum lebar mengembang di bibirku.
"kau tau? orang yang mendapat buket bunga seperti ini katanya akan segera mendapatkan calon mempelainya" ucapku yang membuat EunSun segera menatapku dengan penuh tanya.
"dan aku memberikan ini untukmu, yang akan menjadi mempelai wanitaku" aku mengakhiri ucapanku dengan cengiran dan wajah polosku yang membuat EunSun segera merebut buket dari tanganku dan memukulkannya dengan gemas di kepalaku sambil tertawa ringan.


The End**