[ff/oneshot] Fake Cinderella

Title : Fake Cinderella
Author : coolcat951007
Genre : Romance
Cast :
- Lestari Ayu as Han Je Eun
- Jung YunHo as himself
- other




alunan musik klasik mengalun perlahan memenuhi seisi ruangan membuat suasana malam ini terasa lebih hangat. semua orang dalam ruangan itu turut menggerakkan badan mereka mengikuti irama musik. tapi tidak untuk seorang pria dengan setelan jas hitam yang memilih untuk keluar dari ruangan.

lemas, pria itu duduk di pinggir kolam yang memantulkan cahaya bulan yang bersinar sangat terang malam ini. matanya tak lepas dari langit malam yang terlihat sangat kelam.

"kenapa tidak bergabung di dalam?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba muncul dengan rambut pirang ikalnya yang menggantung indah menghiasi kepalanya. gadis itu tersenyum dengan sempurna, membuat bibir merah jambunya terlihat lebih manis. pipinya merona membuat wajahnya terlihat segar dan menyenangkan. perlahan dia melangkahkan kakinya selangkah lebih dekat dengan pria yang kini menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"mau berdansa denganku?" tanpa sadar, pria itu segera beranjak bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada gadis dengan gaun merah muda yang membuat badannya terlihat sangat indah.



waktu terus berlalu, langit malam terlihat semakin kelam, namun bulan terlihat semakin terang. dan tak mau kalah, bintang pun mengeluarkan cahayanya tanpa malu-malu.

kolam yang sangat jernih dibawah cahaya bulan, memantulkan bayangan dua insan berdansa dengan sangat mesranya, membuat semuanya iri dengan kemesraan mereka.

"siapa namamu?" tanya pria itu lembut seraya berbisik tepat di telinga gadis sempurna yang tengah berdansa dengannya.

TENG,TENG,TENG...

lonceng berbunyi sangat kencang sebelum gadis itu sempat menjawab. dengan terkejut, gadis itu melepaskan dirinya dari pelukan pria yang terlihat bingung karena sikapnya. dengan panik, gadis itu berlari pergi menjauh dari pria itu.

"ya! tunggu!!" pria itu tersadar dari kebingungannya dan segera berlari mengejar gadis yang sudah tak terlihat lagi bayangannya.





***





"TUAN! gadis ini punya pasangan sepatu itu" teriak EunSun di tengah keributan yang terjadi di aula dan membuat semua mata tertuju pada kami. aku yakin, wajahku pasti sudah memerah sekarang.

"ya! aku bilang ini bukan punyaku! aku hanya tidak sengaja menemukannya!" makiku dengan volume kecil sambil mencubit paha EunSun yang berdiri di dekatku.

"argh! karna kau yang menemukan, berarti kau yang memiliki" ucap EunSun dengan wajah sedikit kesakitan sambil mengelus pahanya yang terlihat memerah akibat cubitanku.

"bisa saya lihat sepatu nona?" tanya seorang pria dengan pakaian yang terlihat rapi dan wajah yang terlihat tegas. dengan sedikit ragu aku menyerahkan sepatu yang tadi pagi aku temukan di halaman belakang sekolah. dengan sangat teliti pria itu memperhatikan dan mencocokkan sepatu yang ku temukan dengan sepatu yang di bawanya yang sudah di coba oleh hampir seluruh gadis di sekolah ini.

"sepatu ini pasangannya" ucap pria itu sambil memandangku dengan tatapan tak percaya.

"coba kau pakai sepatu ini" perintahnya yang meletakkan sepasang sepatu itu tepat di depan jari-jari kakiku. dengan ragu aku memakai sepatu itu. mendadak suasana berubah menjadi tegang, keributan yang tadi terjadi mendadak pergi. semu mata menuju padaku yang membuatku mengucurkan keringat dengan perlahan.

"PAAASS!!!" teriak pria dengan wajah tegas di hadapanku dengan sangat bahagia membuat keributan di aula kembali muncul. dan kini, semua orang mulai berdesakan untuk melihat sepatu yang menghiasi kakiku dengan manisnya. perlahan aku melirik ke arah EunSun yang tersenyum sangat lebar ke arahku.

"sebentar lagi, temanku akan menjadi seorang putri!" ucapnya dengan semangat yang kusambut dengan jitakan kecil di keplanya.





***





"tuan, kumohon dengarkan aku! aku bukan cinderella yang kau cari" rontaku sambil berusaha menepis tangan seorang pria yang menggeretku untuk masuk ke dalam rumah yang menyerupai istana di negeri dongeng.

pria itu sama sekali tak memperdulikanku dan terus menggeretku menyusuri rumah yang sempat membuatku tercengang melihat sekelilingnya. sampai di depan sebuah kamar, pria itu menghentikan langkahnya dan mengetuk pintu kamar dengan lembut.

"tuan, kami menemukan gadis yang anda cari" ucap pria yang berdiri di sampingku yang masih tetap memegang tanganku dengan sangat kuat. tak lama kemudian, seorang pria dengan postur badan yang tinggi dan wajah yang terlihat seperti pangeran di dalam dongeng membuka pintu dan terdiam sejenak sambil memperhatikanku mulai dari kaki hingga kepala, membuat jantungku berdetak sangat kencang dan aliran darahku terasa jadi lebih lancar sekarang.

"APA APAAN KAU,HAH?? KENAPA KAU MEMBAWA PEMBANTU KEMARI??" makinya dengan wajah yang terlihat sangat marah lengkap dengan matanya yang membesar.

"tapi, ukuran kakinya sangat pas dengan sepatu yang tuan berikan. dan lagi, gadis ini mempunyai pasangan sepatunya" balas pria di sampingku sambil sedikit menundukkan wajahnya yang menyiratkan dengan jelas ekspresi ketakutannya. pangeran tampan di hadapanku segera membelalakkan matanya saat melihat aku memakai sepasang sepatu yang sebelah kanannya aku temukan di halaman sekolah tadi pagi.

"YUNHO!! KALAU SAMPAI HARI INI KAU TAK JUGA MEMBAWA CINDERELLA MU, UMMA AKAN SEGERA MENJO......." seorang wanita paruh baya berteriak sangat kencang sambil berjalan mendekat ke arahku dan pangeran yang masih terlihat tak percaya dengan sepatu yang ku pakai. wanita itu menghentikan teriakanny saat melihatku dan segera mengubah ekspresinya yang tadi terlihat kesal menjadi terlihat sangat cerah.

"aarggh~ kau gadis yang di pilih YunHo??cantik sekali~" ucap wanita itu histeris sambil berlari mendekatiku dan mendorong pria yang tadi memaksaku untuk datang kemari menjauh dariku.

"ahh~ maaf..."

"dia gadis yang kupilih, umma" pangeran memotong ucapanku sambil menatapku dengan sangat mengerikan.

"hahh~ kalian berdua cocok sekali~" ujar wanita paruh baya itu sambil mendorongku mendekat ke arah pangeran yang membuat wajahku terasa memanas.

"ah~ sepertinya kalian perlu waktu untuk berdua, baiklah.. umma akan tinggalkan kalian~ selamat bersenang-senang~" ucap wanita itu sambil beranjak pergi dengan ekspresi bahagia yang terlihat sangat berlebihan. wanita itu juga menarik tangan pria yang tadi memaksaku kemari untuk pergi dengannya. wanita yang aneh.

"jangan mendekatiku! aku alergi dengan gadis jelek sepertimu!" ucap pangeran dengan nada dingin dan langsung menghindar dari ku.

"YA!! KALAU KAU ALERGI KENAPA KAU MENGAKUIKU SEBAGAI GADIS PILIHANMU, HAH??" tanyaku dengan kesal padanya yang membuatnya terlihat terkejut dan menatapku dengan mtanya yang membesar tanpa berkedip sedikitpun.





***





"sepertinya dia mencarimu~" ucap EunSun dengan senyum jahilnya sambil menggerakkan bola matanya menuju pintu gerbang, membuatku membalikkan badanku ke arah pandangannya.

"OMO!" batinku saat melihat seorang pria yang sudah tak asing, sedang menatap lurus ke arahku dengan tatapan tajamnya yang langsung menusukku. mengerikan, tapi dia terlihat benar-benar tampan dan sempurna. perlahan dengan perasaan ragu, aku melangkahkan kakiku untuk berjalan mendekatinya.

"GYAA!! YUNHO OPPAAAA!!!" baru beberapa langkah aku bergerak dari tempatku, beberapa gadis dengan dandanan super noraknya berlarian mendahului aku untuk menghampiri pria itu.

"sepertinya kau menyukainya~" goda EunSun yang tiba-tiba mengacaukan semua lamunanku.

"ahh??" aku tercengang mendengar ucapan EunSun, dan mulai menatapnya dengan sedikit bingung.

"kau benar-benar menyukainya?" tanya EunSun yang mulai memasang wajah seriusnya dengan mata yang mulai membesar, membuat matanya terlihat lebih bulat dan lucu.

"ahh! aku tidak akan pernah menyukai pria sombong seperti itu!" ucapku dengan tegas yang entah mengapa membuat EunSun justru memasang wajah takutnya.

"ya! waeyo?" tanyaku bingung sambil sedikit memiringkan kepalaku.

"siapa yang kau maksud dengan pria sombong,hah?" ucap suara yang sudah tak asing lagi di telingaku yang tiba-tiba saja membuat jantungku berdetak cepat dan semua bulu kudukku berdiri. perlahan, aku membalikkan badanku dan dengan memasang wajah tanpa dosa aku memaksa bibirku untuk melebarkan senyumku.

"ayo ikut aku! umma sudah menunggu!" ucapnya dengan wajah datar yang langsung menarik tanganku dengan kasar yang membuat banyak gadis yang tadi berlarian mengejarnya lngsung berteriak histeris. jika bukan karena perjnjian itu, aku pasti sudah langsung menolak ajakannya.





***





FlashBack

aku melangkahkan kakiku dengan gontai. kakiku benar-benar terasa berat. entah apa yang terjadi, tadi pemilik kedai tempat aku bekerja memberhentikan aku menjadi pekerjanya. kalau begini caranya, bagaimana aku bisa mencukupi kebutuhan sekolahku. aku tidak bisa mengandalkan uang pensiun kakekku yang di terima oleh nenek setiap bulannya.

"YA! HAN JE EUN!" teriak suara yang ku kenal menghentikan langkahku. perlahan aku menoleh ke arah sumber suara. betapa terkejutnya aku melihat sesosok pangeran tampang yang sombong berdiri di dekatku. dengan perlahan namun penuh dengan kewibawaan, dia melangkah mendekatiku membuat jantungku bergetar kencang mengikuti derap langkahnya.

"lemas sekali wajahmu, kau di pecat ya?" tanya nya dengan nada meremehkan yang membuatku kesal padanya.

"bukan urusanmu!" balasku datar yang langsung beranjak pergi meninggalkannya.

"aku yang menyuruh atasanmu itu memecat pegawai tak berguna sepertimu!" ucapnya yng menghentikan langkahku. dengan kesal aku berbalik dan berjalan mendekatinya.

"KAUU!!!" umpatku menatapnya tajam dengan mata membesar yang membuatnya tercengang. kami terdiam dalam beberapa detik hingga senyum iblisnya memecahkan keheningan.

"kau sangat perlu uang ya? aku bisa memberikanmu pekerjaan dengan gaji 2x lipat" ucapnya ringan yang membuatku benar-benar ingin menonjok wajahnya.

"aku tak sudi bekerja pdamu!" blas ku singkat sambil membuang wajahku.

"bagaimana jika 5x lipat?" tawarnya santai sambil melebarkan kelima jari tangan kanannya tepat di depan wajahku yang mmbuatku terdiam. yang benar saja, gaji 5x lipat! aku mengernyitkan dahiku dan menatapnya ragu.

"kau tidak mempekerjakanku untuk hal yang aneh-aneh bukan?" tanya ku sinis dengan mata yang kusipitkan dan menatapnya dengan tajam.

"kau hanya perlu bersandiwara menjadi kekasihku. itu saja!" jawabnya yang membuatku berfikir sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepalaku perlahan.

"tapi kau harus berjanji akan menuruti apa yang ku mau, bagaimana?" lanjutnya bertanya yang lagi-lagi ku balas dengan anggukan kepala yang di lengkapi dengan senyum yang mengembang di bibirku.

"tapi kau harus ingat gaji 5x lipat ya!" balasku yang membuatnya tersenyum penuh kemenangan sambil mengulurkan tangannya padaku yang ku balas dengansangat senang hati.

FlashBack End





***





matahari sudah benar-benar tertidur dan di gantikan oleh bulan yang kini menyinari angkasa. tidak secerah matahari, namun aku menyukainya.

"ya! bisa berhenti di sini sebentar?" rengekku pada seorang pria di sampingku yang tengah sibuk menyetir mobil kesayangannya untuk mengantarkanku menuju ke rumah sederhana milik nenekku, tempat aku menghabiskan waktuku selama ini.

"sudah malam begini, apa lagi yang mau kau lakukan,hah?" tanyanya tak memperdulikanku dengan memasang wajah sombongnya yang bnar-benar tak ku sukai.

"ayolah~ sudah lama aku tak melihat langit malam" rengekku yang masih belum menyerah sambil menarik-narik lengan bajunya yang membuatnya terlihat risih dan menatapku dengan penuh kemarahan yang membuatku merasa takut. melihat ekspresinya yang tak bersahabat, aku segera menggembungkan kedua pipiku dan mengerucutkan bibirku. terlihat seberkas senyum dingin di wajahnya sbelum dia mengalihkan pandangannya dariku.

"padahal langit malam ini terlihat sangat indah~" gumamku dengan penuh penyesalan sambil terus memandangi langit dengan memelas dari jendela mobil membuat suasana menjadi hening. tak ada satupun suara yang keluar dariku, maupun pria tampan yang menyebalkan di sampingku.

"Yunho, sepertinya ini bukan jalan menuju rumahku" ucapku memecah keheningan sambil mengernyitkan dahiku dengan tatapan yang terus menelanjangi jalanan yang kami telusuri.

"kau cerewet sekali!" balasnya dingin yang lagi-lagi membuatku mengerucutkan bibirku di sepanjang perjalanan, sampai pria di sampingku meminggirkan dan menghentikan mobilnya di sebuah tempat. dengan sangat bersemangat, aku membuka dan keluar dari dalam mobil. dengan senyum yang mengembang, aku memperhatikan pemandangan pantai yang terhampar di depanku.

“minumlah~” ucap Yunho yang tiba-tiba mengganggu lamunanku sambil mengulurkan sebuah minuman kaleng yang ku sambut dengan senyum.

“kau lihat bintang itu?” tanyaku sambil menunjuk sebuah bintang yang bersinar paling terang. YunHo menatap bintang yang kutunjuk sambil sedikit mengernyitkan dahinya.

“bukankah itu satelit?” jawabnya santai yang membuatku mendaratkan jitakan kecil di kepalanya.

“ya! Beraninya kau memukul kepala tuan muda!” omelnya dengan mata melotot dan wajah seriusnya yang membuatku terpaksa harus menahan senyumku.

“bintang yang paling terang itu ayah ku~” ujarku bangga dengan senyum yang melebar di bibirku, membuat pria di sampingku menatap heran ke arahku.

“dan bintang kecil di sampingnya adalah umma~” lanjutku sambil memamerkan senyumku tepat di hadapan Yunho.

“kau percaya dengan cerita anak kecil?” tanyanya dengan dahi yang sudah berlipat-lipat membuatku sedikit menggembungkan pipi dan mengurucutkan bibirku.

“baiklah~ aku percaya pada mu.. itu bukan cerita anak kecil~” ucapnya dengan nada menyerah sambil mengacak-acak rambutku yang membuatku memamerkan sederet gigi-gigiku yang disambut dengan tawa kecil dari Yunho.

“suatu saat nanti, aku akan menjadi bintang bersama umma dan appa. Dan aku akan menghiasi seluruh dunia dan membuat semua orang tersenyum.”ujarku sambil tertawa bangga yang di sambut senyum lembut oleh Yunho yang membuatku terdiam untuk beberapa saat. Entah mengapa aku merasa sangat senang melihatnya tersenyum seperti ini, membuat aliran darahku terasa mengalir lebih cepat.





***





“pulang sekolah nanti, kau harus menungguku. Ara?” ucap Yunho dengan tegas yang ku balas dengan anggukan kepala sambil sedikit mengerucutkan bibirku.

untuk beberapa saat Yunho menatapku sebelum akhirnya mengacak-acak rambutku sambil tersenyum yang membuat jantungku berdetak amat kencang.

“aku pergi ke kelas ya~” ucapnya sambil beranjak meningalkanku dan aku hanya bisa tersenyum sambil menatap punggungnya yang semakin menjauh.

BRAKK~

Aku segera berlari kecil menghampiri Yunho yang sudah terduduk di lantai. dan di hadapan Yunho sudah berdiri seorang gadis dengan rambut pirang ikalnya dan bibirnya yang berwarna merah muda dengan pipinya yang merona membuatnya terlihat sangat manis. Gadis itu menarik tangan Yunho untuk membantunya berdiri.

“kau tak apa?” tanyaku dengan khawatir yang hanya dibalas Yunho dengan senyuman kecil.

“maaf~ aku sedang buru-buru, jadi tidak memperhatikan jalan dengan baik” ucap gadis cantik yang tadi menabrak Yunho dengan senyum manisnya yang membuat wajahnya terlihat lebih cantik. Yunho membalas gadis itu dengan senyuman yang terlihat penuh arti sebelum gadis itu dengan cepat pergi meninggalkan kami.

“cinderella~” gumam Yunho sambil menatap kepergian gadis itu dengan mata yang tak berkedip sedikitpun. entah mengapa, jantungku terasa berhenti berdetak saat mendengar Yunho memanggil pelan gadis itu dengan nama ‘cinderella’. aku memaksakan senyum kecil yang mengembang di bibirku. Yunho terus memperhatikan kepergian gadis itu tanpa memperhatikan ku yang perlahan berjalan menjauhinya.

Entah darimana asalnya, butir-butir air keluar dari mataku dan mulai membasahi pipiku. Aku menyeka air yang keluar dengan tanganku sambil mulai berlari perlahan. Mengapa aku merasa sangat takut. Aku merasa benar-benar takut kehilangan Yunho.





***





“EunSun a~ aku diam di kelas saja” ucapku dengan nada ketakutan saat melihat Yunho menunggu tepat di depan kelasku. Aku segera berlari kecil kembali menuju tempat dudukku.

“jika Yunho mencariku, bilang saja aku tidak datang ke sekolah hari ini” lanjutku yang dibalas EunSun dengan senyumnya yang terlihat penuh arti yang membuatku sedikit curiga padanya.

Sudah tiga hari ini aku menghindar dari Yunho. Aku hanya takut jika nanti perasaanku akan semakin dalam padanya. Karna aku yakin, tidak lama lagi dia akan meninggalkanku karna sudah menmukan cinderella nya yang asli.

Aku terus memperhatikan EunSun yang berjalan dengan santai sampai keluar kelas. Tak lama kemudian, seorang pria yang membuat semua gadis di dalam kelas mulai berteriak histeris berjalan dengan pasti menuju padaku. Aku melirik sekilas kea rah pintu kelas, dan terlihat EunSun yang tersenyum jahil disana sambil menaikkan ibu jarinya yang membuatku menggembungkan pipi dan mengerucutkan bibirku.

"kau! ikut denganku!" dengan nada dan tatapan yang sangat mengerikan, Yunho menarik tanganku dengan sangat kasar membuat pergelangan tanganku terasa sedikit sakit.

"YA! kau menyakiti tanganku!" rontaku sambil berusaha melepaskan tangannya yang sama sekali tak di pedulikannya. Yunho tetap menarikku keluar kelas dan dengan paksa membawaku menyusuri kooridor dengannya, yang membuat perhatian semua orang tertuju pada kami.

menyadari semua orang sedang menatap kami dengan bingung, aku langsung menundukkan kepalaku yang terasa sudah sangat panas. sedang yunho, dia terlihat tak peduli pada keadaan di sekitar kami. dengan kasar, dia tetap menarikku hingga kami sampai di atap sekolah.

tak ada seorangpun disini -selain aku dan Yunho, tentunya. kami terdiam dalam beberapa detik dengan tangan Yunho yang masih mencengkram pergelangan tanganku. perlahan, Yunho mulai mengendorkan cengkramannya hingga akhirnya dia melepaskan tanganku.

"kemana saja kau,hah?" tanyanya dengan sedikit kekhawatiran yang dapat ku baca dengan jelas di wajahnya.

aku hanya terdiam, tak sepatah katapun meluncur dari bibirku. aku hanya bisa menundukkan kepalaku untuk menghindari tatapan lembutnya yang membuatku merasa semakin takut kehilangannya.

"apa kau tau aku mencarimu?" tanya nya kembali yang kini mulai mendekatkan wajahnya padaku, membuat jantungku berdetak dengan sangat kencang.

"a..aku.." ucapnya dengan gugup yang membuatku bingung. perlahan aku mulai mendongakkan kepalaku dan menatap wajahnya yang terlihat sangat dekat dengan wajahku dan menatapnya dengan bingung.

Yunho terlihat sedikit terkejut ketika menyadari jarak wajah kami yang sudah sangat dekat. mendadak wajahnya memerah dan secepat mungkin dia menjauhkan wajahnya dariku dan dengan jantung yang sudah tak karuan, aku kembali menundukkan kepalaku.

"haahh~ kau sudah menemukan cinderella-mu, berarti aku tak perlu bersandiwara sebagai kekasihmu lagi,kan~" ucapku sambil menghela napas panjang yang membuatnya menatapku seperti orang ketakutan. ini pertama kalinya aku melihat wajah ketakutannya seperti ini.

"aku hanya mengaguminya, dan sekarang aku tak peduli lagi pada cinderella itu, bisakah kau tetap bersandiwara?" balasnya yang membuatku bingung. aku menatap bingung wajahnya yang menatapku dengan tatapan memohon.

"jangan hentikan sandiwara ini, bisakah?" dia mengulang kembali pertanyaannya, membuatku berdebar sangat kencang.

"kenapa?" tanyaku dengan sangat hati-hati yang membuatnya tersenyum lembut.

"aku.. aku ingin kau terus bersamaku~" jawabnya yang sejenak membuat jantungku berhenti berdetak dan darahku segera berhenti mengalir.

"aku mencintaimu" lnjutnya sambil menundukkan wajahnya yang memerah.

oh Tuhan~ sepertinya mimpi ini terlalu indah untukku..

PLAK!

"aaaww!" erangku kesakitan sambil memegangi pipi kananku yang terasa sangat sakit akibt tamparanku sendiri.

"ya!apa yang kau lakukan?" Yunho langsung mengangkt kepalanya dan menatapku dengan sngat cemas.

"apa aku sedang bermimpi?" tanyaku sambil menatapnya dengan penuh ketidak percayaan yang membuatnya tercengang dan hanya terdiam menatapku dengan bingung sebelum akhirnya dia memecah twanya sambil mengacak rambutku.

"bodoh, kau pikir ini mimpi?" ucap Yunho yang seketika membuat wajahku memanas. aku yakin, saat ini wajahku pasti sudah semerh kepiting rebus.

"jadi, bisa kita lanjutkan sandiwara ini?" lanjut Yunho bertanya yang membuat senyumku mendadak mengembang dengan indahnya menghias bibirku.

"kenapa kita harus bersandiwara? apa tidak bisa jika kita menjadi kekasih sungguhan?" balasku dengan tatapan nakal yang membuatnya tertawa pasrah dengan tatapan lembutnya.

"kau tidak keberatan?" tanyanya yang mulai mendekatkan wjahnya padaku.

"tentu tidak!" jawabku dengan penuh keyakinan. dan kali ini aku sudah benar-benar tak bisa mengendalikan jantungku lagi. rasanya jantungku ingin segera lompat keluar. dan bibirku, terus saja mengembangkan senyum yang ku buat semnis mungkin.

"kalau bgitu, mulai sekarang kau,Han Je Eun telah resmi menjadi kekasih seorang pngeran tampan, Jung Yunho!" ucapnya dengan sangat bangga yang membuatku tertawa terbahak-bahak.

"ya! teruslah bersinar seperti ini~ jadilah bintang untukku.." ucap Yunho sambil menatapku dengan lembut yang tiba-tiba menghentikan tawaku dan menggantikannya dengan senyum yang mengembang indah di bibirku.





THE END**